NTP Provinsi Lampung Desember 2009 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 118,60 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 94,53 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 112,73 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 105,49 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 115,28 untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Sedangkan NTP Provinsi/Gabungan tercatat sebesar 111,55, yang mengalami kenaikan 0,45 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 111,05.
Kenaikan NTP sebesar 0,45 persen tersebut terjadi karena naiknya harga berbagai komoditas pertanian seperti, harga padi yang cenderung meningkat selama musim gadu, harga komoditas perkebunan yang masih tinggi seiring dengan tingginya harga coklat di pasar dunia, dan meningkatnya harga sayur-sayuran dan buahbuahan.
Bila NTP per subsektor bulan Desember 2009 dibandingkan dengan November 2009, terlihat bahwa tiga dari lima subsektor NTP mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan (0,22%), sub sektor hortikultura (0,21), dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat (2,38%). Sementara dua subsektor mengalami penurunan yaitu sub sektor peternakan yang turun sebesar (0,58) persen, dan sub sektor perikanan (0,95%).
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan pada Desember 2009, sebanyak 20 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi NTP Desember 2009 terjadi di Provinsi Sumatera utara yaitu sebesar 1,02 persen, ini dikarenakan harga yang dibayar petani naik sebesar 0.10 persen sementara harga yang diterima petani naik sebesar 1,12 persen. Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Maluku yang turun sebesar 1,13 persen, karena terjadi kenaikan harga yang dibayar petani sebesar 0,96 persen sementara harga yang diterima petani justru turun sebesar 0,18 persen.
Pada Desember 2009, masih terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Lampung sebesar 0,30 persen. Hal ini sejalan dengan yang terjadi di Kota Bandar Lampung karena pada bulan Desember terjadi inflasi sebesar 0,25 persen. Inflasi di daerah pedesaan disebabkan oleh naiknya indeks harga di enam kelompok pengeluaran petani yaitu: makanan jadi, perumahan, sandang , Kesehatan, Pendidikan rekreasi & olahraga, Transportasi dan Komunikasi. Sementara itu, satu kelompok mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok Bahan makanan.