Memasuki
bulan Agustus 2009 sebagian besar komoditi di Kota Bandar Lampung
mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi sehingga mendorong terjadinya
inflasi. Adapun kelompok yang memberikan andil yang paling dominan
terhadap pembentukan inflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga yaitu pada sub kelompok jasa pendidikan. Demikian halnya pada
sebagian besar komoditi pada kelompok yang lain juga mengalami kenaikan
dan memberikan andil terjadinya inflasi sehingga secara umum membentuk
inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 1,33 persen. Inflasi di Kota
Bandar Lampung ini merupakan peringkat ke 6 dari 66 kota yang diamati
perkembangan harganya. Secara keseluruhan sebanyak 63 kota mengalami
inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Manokwari sebesar 2,00 persen dan deflasi terbesar terjadi di Sorong
sebesar 0,76 persen.
Berdasarkan
penghitungan indeks harga konsumen (IHK) inflasi terjadi karena adanya
kenaikan indeks pada hampir seluruh kelompok pengeluaran yaitu kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 4,44 persen, perumahan 3,11
persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,05 persen, kesehatan
0,53 persen dan bahan makanan sebesar 0,40 persen. Adapun kelompok
transpor dan komunikasi hanya sedikit mengalami perubahan harga sehingga
relatif tidak berpengaruh terhadap perubahan indeks, sementara kelompok
sandang mengalami deflasi yaitu sebesar 0,03 persen.
Beberapa
komoditi yang memberikan andil terjadinya Inflasi diantaranya adalah
bahan bakar rumahtangga, biaya pendidikan SLTA, sewa rumah, gula pasir,
bawang putih, kontrak rumah, tempe, selar, biaya pendidikan SLTP dan cat
tembok. Hingga bulan Agustus 2009 ini laju inflasi Kota Bandar Lampung
berdasarkan tahun kalender yaitu sebesar 1,74 persen dan inflasi “year
on year” (Agustus 2009 terhadap Agustus 2008) sebesar 4,17 persen.