Memasuki bulan Juli 2009 sebagian besar komoditi di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi sehingga mendorong terjadinya inflasi. Adapun kelompok yang memberikan andil yang paling dominan terhadap pembentukan inflasi adalah kelompok bahan makanan. Beberapa komoditi yang naik pada kelompok ini terutama yang termasuk dalam sub kelompok bumbu-bumbuan, bahan makanan lainnya dan ikan segar. Demikian halnya pada sebagian besar komoditi pada kelompok yang lain juga mengalami kenaikan dan memberikan andil terjadinya inflasi sehingga secara umum membentuk inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,79 persen. Inflasi di Kota Bandar Lampung ini merupakan peringkat ke 18 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Secara keseluruhan sebanyak 62 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 2,19 persen dan deflasi terbesar terjadi Jayapura sebesar 0,56 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK) inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,38 persen, jasa kesehatan dan pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing sebesar 0,48 persen, sandang 0,36 persen, perumahan 0,23 persen, transpor dan komunikasi 0,07 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen.
Beberapa komoditi yang memberikan andil terjadinya Inflasi diantaranya adalah ikan kembung, bawang putih, beras, daging ayam ras, cabe merah, bawang merah, tomat buah, tomat sayur, pasir dan telur ayam ras Hingga bulan Juli 2009 ini laju inflasi Kota Bandar Lampung berdasarkan tahun kalender yaitu sebesar 0,41 persen dan inflasi “year on year” (Juli 2009 terhadap Juli 2008) sebesar 3,87 persen.