Memasuki bulan Juni 2009 sebagian besar komoditi di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan harga.
Adapun kelompok yang memberikan andil terbesar terhadap pembentukan
inflasi di Kota Bandar Lampung adalah kelompok bahan makanan. Beberapa
komoditi yang naik pada kelompok ini terutama yang termasuk dalam sub
kelompok padi-padian, daging dan hasilnya, sayur-sayuran, buah-buahan
dan bumbubumbuan. Sebagian komoditi pada kelompok lain juga mengalami
kenaikan harga sehingga secara umum membentuk inflasi di Kota Bandar
Lampung sebesar 0,34 persen. Inflasi di Kota Bandar Lampung ini
merupakan peringkat ke 17 dari 66 kota yang diamati perkembangan
harganya. Secara keseluruhan sebanyak 47 kota mengalami inflasi dan 19
kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar
1,44 persen dan deflasi terbesar terjadi di Ambon sebesar 2,70 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK) inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada
kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, perumahan 0,36 persen,
sandang 0,33 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,56 persen.
Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan jasa
kesehatan mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,05 persen
dan 0,20 persen. Sementara kelompok transpor dan komunikasi tidak
mengalami perubahan harga.
Beberapa komoditi yang memberikan andil terjadinya Inflasi diantaranya adalah minyak tanah, jeruk, bayam,
beras, bawang putih, kontrak rumah, televisi berwarna, ikan kembung,
kacang panjang dan cumi-cumi segar. Hingga bulan Juni 2009 ini laju
inflasi Kota Bandar Lampung berdasarkan tahun kalender yaitu sebesar
-0,38 persen dan inflasi “year on year” (Juni 2009 terhadap Juni 2008)
sebesar 5,33 persen.