Tiga kelompok pengeluaran pada bulan Maret 2012 mengalami penurunan indeks yang menyebabkan deflasi dan empat kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yang menahan laju deflasi. Deflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 48 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 66 kota, 34 kota yang diamati mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,33 persen, sedangkan inflasi terendah di Malang sebesar 0,01 persen. Dan 32 kota lainnya mengalami deflasi, deflasi tertinggi di Jayapura sebesar 1,44 persen dan terendah terjadi di Pekanbaru 0,03 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan turun 1,54 persen; kelompok sandang turun 0,41 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga turun 0,22 persen. Sementara kelompok-kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,90 persen; kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,27 persen; kelompok kesehatan naik 0,17 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,09 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya beras, tomat sayur, telur ayam ras, cumi-cumi segar, pasir, emas perhiasan, penyedap masakan/vetsin, kelapa, ikan selar segar, dan buku tulis bergaris. Inflasi tahun kalender (point to point) Maret 2012 Kota Bandar Lampung adalah sebesar 0,31 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Maret 2012 sebesar 3,42 persen.