Nilai ekspor Provinsi Lampung Maret 2009 mencapai US$ 185,35 juta atau mengalami kenaikan US$ 21,55 juta (13,16 persen) dibandingkan ekspor Februari 2009, sedangkan dibandingkan Maret 2008 mengalami penurunan US$ 42,92 juta ( 18,80 persen) dari senilai US$ 228,27 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Provinsi Lampung Januari-Maret 2009 mencapai US$ 487,46 juta atau turun 24,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008.
Kenaikan ekspor tertinggi pada Maret 2009 terjadi pada bahan kimia organik US$ 34,63 juta, olahan dari buah-buahan/sayuran US$ 2,35 juta, serta ikan dan udang US$ 1,03 juta. Sementara penurunan ekspor yang cukup tinggi terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati; kakao/coklat; kopi, teh, rempah-rempah; dan bubur kertas/pulp masing-masing senilai US$ 46,90 juta; US$ 8,91 juta; US$ 4,90 juta; dan US$ 4,86 juta.
Pada periode Januari-Maret 2009, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati; kopi, teh, dan rempahrempah; ikan dan udang; serta bahan kimia organik memberikan kontribusi yang relatif besar yaitu masing-masing sebesar 19,86 persen; 13,58 persen; 11,19 persen; dan 8,48 persen dari total ekspor Provinsi Lampung periode Januari-Maret 2009. Peranan keempat golongan tersebut mencapai 53,10 persen dari total nilai ekspor pada periode yang sama.
Ekspor ke Belanda pada Maret 2009 mencapai angka terbesar yaitu US$ 29,14 juta, diikuti AS, Korea dan Jerman masing-masing sebesar US$ 27,55 juta, US$ 19,50 juta dan US$ 18,61 juta dan peranan keempatnya mencapai 44,30 persen terhadap total ekspor pada bulan tersebut.