Seperti bulan sebelumnya, Kota Bandar Lampung pada Februari ini masih mengalami inflasi. Ada enam kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung yaitu kelompok bahan makanan; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga; kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan; dan kelompok kesehatan. Sementara kelompok sandang memberikan andil negatif atau menahan laju inflasi. Perubahan harga pada tujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,73 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya bawang putih, tomat buah, tukang bukan mandor, tarif listrik, bawang merah, ayam goreng, nangka muda, kontrak rumah, ikan teri segar, dan ikan mas segar.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan yang naik 1,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 1,09 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,53 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,41 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,12 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,02 persen. Sementara kelompok sandang mengalami penurunan indeks sebesar 0,61 persen.