Pada Maret 2010 beberapa komoditi yang memiliki nilai konsumsi tinggi terutama yang termasuk dalam kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau seperti cabe merah, bawang putih dan beberapa jenis rokok mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Kenaikan harga pada beberapa jenis komoditi ini yang juga didukung oleh naiknya harga sebagian komoditi lainnya menyebabkan inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,86 persen. Beberapa komoditi yang pada bulan sebelumnya mengalami penurunan harga dan memberikan andil yang cukup besar terhadap deflasi bulan lalu seperti cabe merah, bawang putih dan ketimun, pada bulan ini mengalami kenaikan harga.
Kelompok yang memberikan andil yang paling dominan terjadinya inflasi adalah kelompok bahan makanan disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi seperti cabe merah, bawang putih, tomat sayur, bawang merah dan tomat buah. Kelompok lain yang juga memberikan andil terjadinya inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok jasa kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transpor dan komunikasi. Satu-satunya kelompok yang memberikan andil deflasi adalah kelompok sandang terutama disebabkan oleh turunnya harga emas perhiasan. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 5 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 45 kota mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 2,04 persen, sedangkan deflasi terbesar terjadi di Tarakan sebesar 2,08 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK) inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan 1,54 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,99 persen, perumahan 0,16 persen, jasa kesehatan 0,43 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,22 persen dan kelompok transpor dan komunikasi 0,07 persen. Sedangkan satu kelompok mengalami penurunan indeks yaitu kelompok sandang sebesar 0,21 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya rokok kretek filter, cabe merah, rokok kretek, bawang putih dan tomat sayur. Berdasarkan tahun kalender (point to point) inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 1,01 persen, dan inflasi year on year sebesar 5,61 persen.