15 Agustus 2023 | Kegiatan Statistik
Peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu
arah kebijakan pemerintah saat ini. Salah satu tujuan utama pembangunan
pertanian adalah meningkatkan kehidupan petani serta keluarganya menjadi lebih
baik dan sejahtera. Petani yang menjadi penggerak sektor pertanian perlu
diperhatikan tingkat kesejahteraannya. Selama ini, kesejahteraan petani hanya
dilihat dengan berbagai proxy indikator yaitu Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai
Tukar Usaha Pertanian (NTUP), dan tingkat kemiskinan. NTP merupakan ukuran
kemampuan daya tukar/beli petani di perdesaan, sedangkan NTUP adalah ukuran
kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan usaha pertaniannya. Kedua ukuran
tersebut tidak dapat langsung mencerminkan tingkat kesejahteraan karena
keterbatasan penghitungannya yang mengasumsikan produksi tetap dan hanya harga
yang berubah. Tingkat kemiskinan dihitung menggunakan data konsumsi dan
pengeluaran rumah tangga pertanian. Komposisi pengeluaran makanan dan non
makanan rumah tangga pertanian menjadi proxy tingkat perekonomian rumah tangga
pertanian, dimana semakin rendah persentase pengeluaran makanan terhadap total
pengeluaran, maka semakin baik tingkat perekonomiannya. Ketiga indikator
tersebut dihitung hanya berdasarkan dari sisi ekonomi (pengeluaran dan harga)
sehingga belum dapat mengukur kesejahteraan petani secara menyeluruh. Oleh
karena itu, diperlukan suatu indikator yang dapat mengukur tingkat
kesejahteraan petani dengan tepat sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
Pengukuran kesejahteraan petani juga perlu memperhatikan aspek multidimensi.
Aspek kehidupan petani dan keluarganya tidak hanya dilihat dari ekonomi
(pendapatan) saja, melainkan juga dari dimensi pendidikan, kesehatan, standar
hidup layak, ketahanan pangan dan gizi, dan mitigasi petani dalam menghadapi
risiko usaha pertaniannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei
Kesejahteraan Petani 2023 (SKP-2023) untuk mendapatkan indikator kesejahteraan
petani dengan memperhatikan aspek multidimensi. Indikator yang dihasilkan akan
mencakup dimensi pendapatan dan sumber daya, pendidikan, kesehatan, standar
hidup layak, ketahanan pangan dan gizi, serta mitigasi risiko. Survei
Kesejahteraan Petani dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dengan mendata
informasi terkait dimensi tersebut pada rumah tangga pertanian yang berusaha
pada subsector tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,
peternakan, dan perikanan (kelompok perikanan tangkap dan budidaya). Dengan
demikian, diharapkan indikator kesejahteraan petani yang akan dihasilkan dapat
menggambarkan kondisi kesejahteraan petani di Indonesia sehingga membantu
pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang tepat sasaran untuk meningkatkan
pembangunan pertanian
Pada tanggal 14 hingga 15 Agustus BPS kabupeten Tulang
Bawang melaksanakan kegiatan pelatihan petugas Survei kesejahteraan Petani 2023
dalam upaya mendapatkan data yang baik dan berkualitas. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di Hotel Horison Bandar Lampung. Kegiatan
pelatihan diikuti oleh 9 orang petugas pendataan lapangan (PPL) dan 1 orang
petugas pemeriksa lapangan (PML). Kegiatan dibuka langsung oleh kepala BPS
Kabupaten Tulang Bawang, Bapak Gunawan Catur Prasetyo, SST, M.Si. Pelatihan
petugas SKP 2023 diinstrukturi oleh saudari Fath Esa Prasanti Kusuma. Kegiatan
pelatihan dilaksanakan dengan tertib dan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Berita dan Siaran Pers Terkait
Pelatihan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023
Pelatihan Calon Petugas Survei Khusus Tahunan Neraca 2023
Pelatihan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2023
Pelatihan Survei Khusus Neraca Tahun 2021
Pelatihan Petugas Survei-survei Khusus Tahunan Neraca tahun 2022
Kegiatan Pelatihan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulang Bawang(Statistics of Tulang Bawang Regency) Jl. Cemara No.285 Menggala SelatanTelp (+62-726) 7575406 \ 7575407
Faks (+62-726) 7575407Email: bps1808@bps.go.id